Rabu, 18 November 2009

nguap,bersin kok bisa yaaaa?

Di Musim hujan banyak orang terserang flu. Gejala flu juga sering disertai dengan bersin-bersin di samping gejala yang lainnya. Walaupun kelihatanya ringan, bersin-bersin yang menyertai flu kerap mengusik aktivitas yang kita lakukan. Kalau hanya satu atau dua kali mungkin tak menjadi masalah. Jika bersin itu terjadi sampai berkali-kali, rasanya bukan hanya kita saja yang merasa risih. Orang lain pun, paling tidak akan menatap kita dengan pandangan yang aneh. Apalagi kalau itu terjadi di hadapan orang banyak dalam satu ruangan.

Bersin juga bisa terjadi karena alergi terhadap udara dingin, debu, bau hingga asap yang masuk ke saluran pernapasan kita. Untuk yang satu ini reaksinya spontan sedangkan antisipasinya hanyalah dengan kondisi badan yang fit dan prima serta menghindari penyebabnya. Pada kondisi tubuh yang fit pun terkadang bersin-bersin yang disebabkan oleh alergi tetap tak bisa dihindari. Kadang bersin dapat juga timbul tanpa sebab yang jelas.

Sebenarnya bersin adalah sebuah pertanda bahwa kita ini sehat. Sehat dalam arti mekanisme tubuh kita berjalan dengan lancar sempurna. Bersin sebagai sebuah reaksi adanya ketidakberesan dalam saluran pernapasan. Mungkin ada debu atau kotoran dari udara yang kita hirup yang tidak tersaring dan ikut masuk sehingga tubuh secara spontan bereaksi mengeluarkan kotoran melalui bersin.

Di dalam hidung, udara yang masuk dihangatkan sampai mendekati suhu tubuh. Kemudian diberi kandungan air sampai mendekati kejenuhan dan dibersihkan lagi sehingga udara yang masuk ke paru-paru benar-benar bebas dari benda asing. Bila udara sangat beredebu, sangat dingin atau mengandung uap atau zat yang merangsang, ujung syaraf dihidung akan terangsang. Akibatnya refleks bersin segera terjadi untuk membersihkan hidung.

Seandainya mekanisme tubuh tidak berjalan sempurna maka debu dan kotoran yang tak tersaring akan bertumpuk di paru-paru. Dapat dibayangkan apa yang terjadi dengan paru-paru kita yang dipenuhi oleh zat-zat tersebut. Sedangkan kotoran yang berhasil disaring hidung atau lazim disebut sebagai “upil” kalau bertumpuk dan sempat ngendon di hidung saja sudah seperti itu. Orang pun pada akhirnya akan mengeluarkannya dengan memanfaatkan jari tangannya alias ngupil.

Orang bersin memang tidak ada yang melek atau melotot matanya. Mestinya kita perlu bersyukur bahwa mekanisme tubuh yang dianugerahkan Allah kepada kita telah menjamin keselamatan dan keamanan bagi organ tubuh kita. Mata tidak turut terlempar ketika bersin dan lidah tidak terjulur keluar.

Dalam Islam ada tuntunan yang sangat baik yang juga dapat dianggap sebagai doa. Bila kita bersin hendaknya mengucapkan “Alhamdulillah” sebagai ungkapan rasa syukur. Lalu orang yang mendengarnya akan menjawab “”Yarhamukallah” dan dijawab lagi oleh orang yang bersin tadi dengan “Yahdibikumullah”. Bersin saja sudah mengandung unsur doa mendoakan bagi sesama manusia.

Tak dapat dipungkiri, bahwa bersin memang terjadi secara spontan sehingga suara yang keluar pun akan terdengar sangat keras dan nyaring. Suara yang keluar ketika bersin itu adalah suara yang benar-benar dari dalam, spontan dan tak bisa disembunyikan. Kita akan tahu teriakan orang dengan sebenar-benarnya ketika orang tersebut sedang bersin. Bahkan orang yang pendiam dan tak banyak bicara pun kalau bersin akan benar-benar spontan dan keras mengeluarkan teriakannya tanpa bisa ditahan lagi.


mengapa kita bisa menguap

nguap:  
Jika kita mengantuk pasti akan terus menguap. Menguap, juga merupakan sinyal dari alam bawah sadar bahwa tubuh kita kurang bergerak. Terlalu banyak menguap bisa juga berarti bahwa oksigen di dalam otak kita sedang menurun jumlahnya.

Tapi sebenarnya apakah gejala menguap itu? Apakah menguap identik dengan mengantuk? Mengapa bisa menguap? Saya pernah memebaca sumber tentang beberapa pendapat para ilmuwan mengenai menguap ini. Dari sudut evolusi atau perkembangan manusia, menguap merupakan “peninggalan” nenek moyang dalam proses evolusi, setidaknya kita juga bisa melihat binatang melakukan kegiatan menguap.

Ada yang beranggapan bahwa menguap adalah upaya tubuh untuk mengatasi kekurangan oksigen di otak, seperti yang dilakukan oleh peneliti dari Amerika bernama Gordon Gallup. Dia berasumsi bahwa otak kita ini seperti komputer yang bisa “bekerja” dengan baik pada suhu “dingin”, sehingga untuk menjaga suhu otak tetap dingin diperlukan mekanisme menguap tadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar